Tulang Bawang Barat - MS Oknum Kepala Tiyuh Mekarsari Jaya Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) bersama SN Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) tiyuh setempat yang tak lain adalah istri oknum Kepala Tiyuh disinyalir melakukan kongkalikong dalam pengelolaan dana desa tahun 2021 demi keuntungan pribadi.
Informasi ini didapat dari berbagai sumber di tiyuh itu yang menyebutkan bahwa seluruh kegiatan dikelola langsung oleh MS Kepala Tiyuh. Bahkan insentif Kader PKK pun tak luput dari incaran SN (Istri MS) dengan diberlakukannya pemotongan sehingga yang diterima oleh kader tidak utuh, yang lebih mengejutkan lagi potongan insentif tersebut dengan alasan Tunjangan Hari Raya (THR) untuknya (SN).
Bahkan, Siti Romlah, salah seorang Kader PKK mengungkapkan fakta yang mengejutkan. Ia berucap kepada wartawan bahwa selama ini dirinya pernah menerima atau diberikan insentif Kader PKK tersebut."Saya tergabung di PKK dari awal pak MS terpilih menjadi kepala tiyuh, tetapi selama ini saya tidak pernah mendapat gaji atau insentif tersebut,"ucapnya, Sabtu (1/5/2021).
Terpisah, Siti Aisyah Kader PKK lain memberikan keterangan yang berbeda terkait insentif. Menurut dia, sebagai kader dirinya selalu mendapatkan insentif apabila DD sudah cair."Aku memang mengambil punyaku (insentif) sendiri, misalnyakan kalau insentif udah keluar Aku memang di WA di suruh mengambil insentif dan menandatangani SPJ itu berapa jumlah duitnya ada disitu (SPJ),"kata dia.
"Kalau tahun-tahun sebelumnya 100, 150 baru ini (tahun ini 2021). Untuk jumlah anggotanya kalau nggak salah berapaya aku lupa, kalau tanda tangan kalau nggak salah nomor aku tanda tangan urutan no 3 apa 4 ya aku lupa. Siapa yang ngambil tanda tangan masing-masing, kalau kami semua sama nilai insentifnya kecuali ketua memang beda dia. Kalo nggak salah yang tergabung di PKK ada 15-san orang. Aku cuma sebagai anggota aja,"beber Siti Aisyah.
Dihari yang sama dari aparatur tiyuh lainnya mengungkapkan hal yang sangat miris. Dimana semua kegiatan dana desa di koordinir oleh MS secara langsung, untuk aparatur tiyuh seperti Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), Bendahara, maupun Sekretaris Tiyuh (Carik) hanya tamengnya saja.
Ketua TPK Amanu memaparkan jika pembangunan pasar desa yang menggunakan DD itu ada permainan pada spesifikasinya."Itu menggunakan besi 8 (banci), kalau merek kurang paham saya. Kalau yang harus layak memang gini mas semua itu memang menimbang dengan keadaan, mungkin dengan adanya dana segitu mungkin tafsiran dia (kepala) mungkin nyampenya nyampe segitu,"ujarnya.
"Kalau yang bagus itu ya (besi) yang KS (kes). Rabnya itu kita nggak megang saya nggak cuma gambarnya aja. Rehab balai tiyuh itu apa yang masang anu dinding itu ya (neon box). Itu yang jelas yang lebih jelas sampean tanya ke pak carik. Noen box mungkin ada dana sendiri lho, tahun kemaren kayaknya nggak ada lho, nggak dilibatkan, itu neon box itu kita nggak tau, kalau pasar BUMT itu ya,"ucap Amanu kebingungan.
"Oo.. Kalau saya ini cuma melaksanakan aja mas, misalnya kita mau kerja mau membangun ini itu cuma ini aja taunya kerja gitu lho. Masalah pembelanjaan itu saya taunya barang, kalau yang belanja material pasar ini semuanya pak kepala, kalau saya tukang mas, upah 100 ribu/hari. Itu sudah 20 hari pengerjaan, itu tahap satu nanti tahap dua mulai berjalan membangun, Anggaran Rp191 juta, kita mau menjelaskan itu gini juga ya iya maaf yang belanja bukan kita jadi kita mau ngomong misalnya ini udah abis 60 tapi kita nggak belanja lho jadi kita apa adanya,"bebernya.
Amanu mengaku pernah menyampaikan teguran kepada Kepala Tiyuh sebagaimana semestinya tupoksi TPK."Saya kan pernah negur karena sayakan sebenernya yang harus membelanjakan tapi saya gini pak, saya gak megang duit itu nggak apa-apa laporan saya itu di kasih. Ini contoh mas, ini saya mau belanja seharusnya kami yang belanja yaudah jenengan aja yang belanja itukan artinya ada omongan dari saya gitukan saya udah mandatkan dia tapi nota belanjakan ada, tapi kalau sampean ini nanya belanja berapa saya nggak megang,"paparnya.
Sekretaris Tiyuh Mekarsari Jaya Hamidi dikediamannya saat disinggung soal realisasi DD tahun 2020 yang pagu anggaran senilai Rp. 15 juta untuk Pembangunan/ Rehabilitasi/ Peningkatan Balai Desa/ Balai Kemasyarakatan dialihkan untuk pembuatan neon box Balai Tiyuh yang saat ini tampak telah rusak."Oo. Itu digunakan untuk Pembuatan Neon Box,"singkatnya.
Sayangnya keduanya belum berhasil dikonfirmasi. Dijumpai dikediamannya hari itu juga (Sabtu), MS Oknum Kepala Tiyuh dengan istrinya SN tidak bisa ditemui. Menurut warga setempat rumah mereka memang selalu tertutup." Rumahnya ada CCTV mas, apalagi kalau wartawan datang sudah dilihat dari CCTV dan seolah-olah dirumahnya nggak ada orang,"kata warga. (Team).