Bandar Lampung (Timenews.co.id) -- Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo bersama otorita Bandara Radin Inten II sepakat mempercepat peningkatan status Bandara Radin Inten II menjadi internasional. Langkah awal percepatan itu dengan membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan yang mulai bekerja 1 November 2017.
"Saya siap mendukung apapun yang dibutuhkan Pokja Percepatan. Silakan bekerja dan laporkan kepada saya setiap perkembangan. Pemerintah Provinsi Lampung siap memberikan rekomendasi agar Bandara Radin Inten II segera berstatus internasional," kata Gubernur Ridho saat menerima kunjungan Kepala Bandara Radin Inten II Asep Kosasih Samapta bersama Tim Pokja Percepatan di kediaman Mahan Agung, Kamis (2/11/2017) malam.
Pokja Percepatan yang dibentuk tersebut beranggotakan personil Bandara Radin Inten II yang bertugas mempersiapkan data pendukung agar Kementerian Perhubungan meningkatkan statusnya. Menurut Asep Kosasih Bandara Radin Inten II siap menyandang status internasional, karena fasilitas dan pendukungnya cukup.
"Dukungan paling penting sebenarnya dari pemerintah daerah. Apalagi Bandara Radin Inten II menjadi percontohan nasional dalam pelayanan dan keamanan. Kami bersyukur Gubernur Lampung berkomitmen mendukung peningkatan status ini," kata Asep Kosasih.
Peningkatan status ini diperlukan karena Gubernur Ridho menargetkan pada musim haji 2018, status Bandara Radin Inten II naik dari embarkasi antara menjadi embarkasi penuh. Dengan demikian, mulai 2018, jemaah haji Lampung bisa terbang langsung ke Tanah Suci dari Bandara Radin Inten II.
Selain kepentingan jemaah haji, desakan peningkatan status ini menurut Asep Kosasih juga atas permintaan maskapai penerbangan. Asep yang berpengalaman menangani Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara itu mengatakan, maskapai Lion Air mengajukan dua rute internasional yakni Singapura-Lampung-Denpasar dan Lampung-India.
Mantan Kepala Pengamanan Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini optimistis Bandara Radin Inten II segera menyandang status internasional. "Segala persyaratan telah kami penuhi. Ruang tunggu Bandara kini disekat antara penumpang domestik dan internasional. Ruang Imigrasi dan Bea Cukai juga tersedia. Saya sudah memaparkan kesiapan ini ke Bea Cukai. Tinggal melengkapi data dan rekomendasi Gubernur Lampung. Oleh karena itu, setiap minggu kami sampaikan laporan perkembangannya langsung ke Gubernur sesuai permintaan Beliau," kata Asep.
Pada kunjungan selama dua jam itu, Gubernur Ridho meminta Pokja Percepatan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Badan Perencaaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung. Kepada Otorita Bandara, Gubernur meminta agar meningkatkan keamanan terutama dari peredaran narkoba.
"Bandara berstatus internasional itu amat rentan terhadap penyelundupan narkoba. Saya minta ini benar-benar diperhatikan. Kalau kalian yakin mampu menanganinya, saya siap memberikan rekomendasi. Jangan sampai Lampung jadi tujuan peredaran narkoba dari luar negeri," kata Ridho. (Humas Prov)